Pak Yazid Sedang Uji Coba

Kamis, 31 Mei 2012

EKSISTENSI PENYULUH AGAMA ISLAM DA'I SEBAGAI AGEN PERUBAHAN MASYARAKAT MUSLIM


Pendahuluan
K
ekuatan misi seorang muslim amat bergantung kepada kekuatan komitmennya terhadap Islam. Sebagai seorang muslim yang beriman kita harus meyakini segenap ajaran-ajaran Islam. Bahwa Islam hendak mewujudkan kebaikan di dunia dan akhirat. Suatu kondisi ideal yang seorang muslim wajib memahami dan berupaya untuk mencapainya dengan komitmen yang besar. Oleh karena itu misi besar yang diembankan kepada manusia muslim selama hidup adalah mewujudkan hasanah (kebaikan) di dunia sebagai bekal untuk mendapatkan kebaikan di akhirat. Muslim bukan hanya berurusan dengan hari akhirat melainkan juga dengan kehidupan dunia. Dan karena itulah dibutuhkan komitmen sempurna dan ideal dari seorang muslim kepada Islam. Seorang muslim harus menjadi bagian dari umat yang layak menyandang predikat umat terbaik (khairu ummah) dan tidak ada yang namanya khairu ummah jika tidak ada khairul-afrad (pribadi-pribadi terbaik).
Penyuluh Agama Islam Sebagai Agen Perubahan Masyarakat Muslim
            Mengawal visi perubahan yang ideal sebagaimana yang diarahkan Allah dalam Alqur'an dibutuhkan agen perubahan yang andal. Di sinilah peran seorang penyuluh agama Islam sebagai seorang pribadi muslim dan dai sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kondisi tersebut. Suatu kondisi yang juga menjadi misi para nabi sepanjang zaman sebagaimana disebutkan dalam Alqur'an surat An-Nahl : 36:
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
            Jadi sebetulnya agenda para nabi hanya satu, yakni menggiring, mengarahkan dan mengajak manusia agar mengabdi kepada Allah swt serta menolak mengabdi kepada sesuatu apa pun selain Allah. Dan itu pulalah yang harus menjadi agenda besar seorang dai sebagai agen perubahan. Itu dalam konteks hubungan manusia dengan Allah: pengabdian total dan utuh kepada Allah. Islam mempunyai konsep pengarahan – dalam bentuk ajakan dakwah – agar manusia berbuat baik dan meninggalkan perbuatan buruk. Mengajak umat manusia (meliputi orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar yang diridhai Allah swt agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan di dunia maupun di akhirat merupakan titik kulminasi tujuan hidup manusia, sedang dakwah pun pengarah ke sana, yang disertai dengan usaha mengajak umat manusia ke jalan (yang menjadikan sarat) bahagia. Sebab hidup bahagia (di dunia dan di akhirat) tidaklah semudah yang diucapkan dan diinginkan. Bukan saja cukup dengan berdoa tapi juga harus disertai usaha yang diridhai Allah swt.
            Dalam konteks hubungan umat beriman dengan komunitas lain, kondisi ideal yang ingin dicapai oleh para agen perubahan adalah seperti dijanjikan Allah swt dalam ayat-Nya:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.(QS. An-Nur:55)
Apa yang Allah gambarkan dalam ayat di atas menjadi visi dakwah kita. Jika kita jabarkan lebih jauh, kondisi ideal yang akan dicapai oleh para agen perubahan adalah:
            Pertama,  (Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi).
            Kaum muslimin bukan saja menjadi orang yang merdeka dari penjajahan bangsa manapun. Tapi lebih  dari itu mereka menjadi pemimpin atas manusia dan pengendali peradaban umat manusia. Dan hal itu bukan utopia karena memang telah terbukti dalam sejarah selama kurang lebih tujuh abad. Fakta sejarah itu mengatakan kepada kita bahwa kaum muslimin, dengan berpegang teguh kepada ajaran-ajaran Allah swt adalah pihak yang layak dan punya kekuatan untuk membuat hidup manusia lebih hidup dan menjadikan manusia hidup lebih manusiawi.
            Kedua,  (dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah di ridhai-Nya untuk mereka)
            Teguhnya agama adalah manakala Islam menjadi rujukan dalam kehidupan manusia.
            Ketiga,  (dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjaadi aman sentosa)
            Sejarah pula yang membuktikan bahwa rasa aman ini bukan hanya dirasakan oleh kaum  muslimin tetapi juga semua orang yang bernaung dalam kekuasaan Islam. Tidak ada yang menolak fakta sejarah, bahwa bukan saja toleransi yang diberikan melainkan pemerintahan di zaman Khalifah Umar bin Khattab terhadap kalangan minoritas baik Nashrani maupun Yahudi, bahkan memberi mereka perlindungan.
            Keempat,  (Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun  dengan Aku).
            Pencapaian seperti di atas pastilah memerlukan agen perubahan yang andal. Maka agen perubahan sejatinya adalah jika dia menjadi agen hidayah Allah. Mustahil seseorang dapat menjadi agen perubahan jika dia tidak menjadi agen hidayah Allah swt. Rasulullah saw diutus oleh Allah dengan tugas utama menjadi agen hidayah Allah swt. Seperti tercantum dalam ayat berikut:
 " Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Alqur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Alqur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Alqur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus" (QS. Asy-Syura (42):52).
            Tentu saja yang dimaksud agen hidayah di sini adalah dalam batas penyampaian (tabligh). Karena kewenangan memasukkan hidayah dalam hati setiap orang adalah di tangan Allah swt semata. Dalam hal ini Rasulullah saw tidak punya kekuasaan. Allah swt menegaskan,

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Al-Qashas: 56)
Manusia membutuhkan bimbingan wahyu. Tanpa wahyu, manusia tidak mampu menciptakan rumus kebenaran hakiki. Nabi Ibrahim pun menyadari betapa tanpa hidayah dari Allah, dirinya akan tetap berada dalam kesesatan. Seorang agen perubahan hendaknya berkaca pada Rasulullah saw. Kehadirannya harus selalu membuat orang lain menjadi semakin dekat dengan nilai-nilai ilahiyyah, semakin mencintainya, dan semakin kuat berkomitmen kepadanya. Bukan sebaliknya, membuat orang-orang semakin jauh dari ajaran Islam bahkan membencinya gara-gara perilaku yang mengatasnamakan Islam padahal kenyataannya sama sekali jauh dari ruh Islam.Dan tidaklah mungkin seseorang menebar hidayah Allah jika dirinya hampa dari hidayah Allah tersebut. Keberhasilan Rasulullah saw menjadi penyampai hidayah Allah tidak lain karena hidayah Allah merasuk ke dalam kalbu beliau saw.
            Seorang da'i harus meyakini betul kebenaran apa yang dipaparkannya. Di samping itu dia harus mengenal apa dan mengapa kerja dakwah itu. Bahwa dakwah bukan sekedar profesi yang bertujuan mengambil keuntungan sepihak, melainkan menyampaikan pesan-pesan kebenaran Ilahiyah sehingga membutuhkan tidak saja keikhlasan tanpa pamrih, namun juga keahlian yang dilandasi pengetahuan dan pengertian tentang lingkungan dan masyarakat yang kepada mereka dakwah Islamiyah ditujukan. Kemudian seorang da'i   lebih banyak dituntut menaruh perhatian mengisi diri dan membersihkannya sebelum melakukan hal yang sama terhadap orang lain. Sebab mengajar dan mendidik diri sendiri lebih baik dan lebih utama daripada mengajar dan mendidik orang lain. Dakwah adalah tugas para rasul, jadi juru dakwah adalah penerus para rasul. Maka di dalam berdakwah seorang da'i seharusnya meniru para rasul. Seluruh contoh-contoh dakwah para rasul dalam Alqur'an dan As-sunnah sepenuhnya adalah teori dakwah kita. Dan praktek-praktek para rasul dan pengikut-pengikutnya itulah pula yang menjadi bimbingan praktik dakwah kita.
            Islam adalah agama dakwah, tanpa adanya dakwah maka eksistensi dari agama ini akan terancam yang pada akhirnya akan mengancam eksistensi umat Islam. Karena itu, dakwah Islamiyah merupakan kebutuhan yang sangat mendasar agar umat Islam dapat berkembang secara kuantitatif dengan terkonversinya orang-orang non muslim menjadi muslim dan secara kualitatif ketakwaan kaum muslimin menjadi meningkat. Seorang da'i  jangan ragu-ragu menyampaikan hukum-hukum Allah ke tengah-tengah umat; kalau tidak niscaya kita berkhianat. Allah pasti akan selalu memeliharanya dari usaha-usaha kotor dari tangan-tangan manusia jahil dan Allah tidak akan memberi petunjuk jalan segala-galanya kepada kaum kafir.
                                

                              (Penulis adalah Penyuluh Agama Islam Negeri Kankemenag Kab. Probolinggo).


0 komentar:

Posting Komentar